Tragedi Mahasiswa Politeknik Tewas Tenggelam di Kp Teluk Jering, Rupanya .!! RT 'Lepas Kerbau' Sejumlah Mahasiswa Politeknik Kemping

  • Red
  • 13 Juni 2023, 14:46:00 WIB
  • Provinsi Riau
SHARE 

Berkabar Nusa ( Kampar) -  Tragedi tewasnya mahasiswa Politeknik di Kampung (Kp) Teluk Jering, Dusun III, Desa Teluk Kenidai, Kecamatan Tambang, ditelusuri tim media pada Senin (11/06/2023) siang kemarin ke lokasi perkemahan, dimana titik lokasi awal korban hanyut dan tewas.

Menurut beberapa sumber kepada awak media, mengatakan izin untuk berkemah mahasiswa itu merupakan pandai-pandai ketua RT setempat. Bahkan, ketua RT ini seharusnya bertanggung jawab, lantaran kerap menerima fee atas izin yang beliau berikan.

" Sudah rahasia umum di sini, bahwa RT ini diduga kerap menerima fee pemakaian lokasi tanah adat ini untuk berkemahan mahasiswa," ucap pria berbadan tegap yang enggan sebutkan namanya itu.

Bahkan, katanya, mahasiswa yang kemping atau berkemah kerap mencapai 600 orang atau lebih. Menurut orang desa, sebutnya, oknum RT ini juga bisa dikatakan tidak pernah melaporkan aktifitas perkemahan yang beliau izinkan ke desa.

" Biasanya ada yang 600 orang berkemah bisa kadang lebih, tapi belum naas aja masih aman. Tapi naas bagi mahasiswa Politeknik  Caltex ini, mereka kemping cuma beberapa orang tapi tenggelam, " tutur pria berkulit sawo matang itu.

Ketika ditanyakan bagaimana pengawasan oleh RT terhadap setiap ada yang kemping, pria tersebut terpaku dan menjawab tidak ada " Mereka diizinkan untuk berkemah, apa kerja mahasiswa ini tidak ada yang mengawasi. Mereka  ibarat pepatah 'dilepas kerbaukan' artinya mereka dilepas tidak diawasi," ucap bapak tadi.

Amat media, dampak bahaya alam sangat tinggi di lokasi perkemahan  dimana lokasi tersebut merupakan alam lepas, tidak hanya dalam atau derasnya sungai yang menjadi ancaman, akan tepi lokasi itu tidak nyaman dari predator berbisa seperti ular, bahkan petir saat hujan.

Sebab, selain sungai di lokasi juga terlihat rawa-rawa dan semak-semak dipinggiran Padang rumput yang membentang sekian hektar itu. Kemudian, lokasi kawasan kemping itu juga merupakan lokasi ternak kerbau masyarakat.

Terkait dengan permasalahan ini, sebenarnya belasan awak media ingin konfirmasi langsung dengan oknum sang RT, akan tetapi oknum RT yang sempat menegur media langsung pergi, padahal wartawan sempat mau konfirmasi terkait dengan masalah ini.

Ketika ditanya kerumah RT, rupanya RT sudah pergi ke Bangkinang. Demikian jawab salah seorang keluarga RT. Ketika wartawan memperkenalkan diri, pria yang mengaku keluarga RT itu mengaku kesal dengan awak media yang memberitakan miring terkait tenggelamnya mahasiswa Politeknik ini.

" Wartawan ko asal nulis saja. Tidak benar berita Wartawan itu. Orang sudah damai di Polsek masih aja di ungkit," kata pria yang ogah sebutkan namanya itu dengan nada kesal. Ketika diminta menjelaskan fakta sebenarnya, pria itu juga tidak mau berbicara lagi.

Terkait dengan hal ini, beberapa hari lalu, membenarkan bahwa tidak ada pemberitahuan kepada Pemerintah Desa ( Pemdes) Teluk Kenidai, baik dari RT maupun dari mahasiswa " Kami desa tidak ada diberitahu, kabarnya mereka (mahasiswa) itu minta izin hanya ke RT," ucap Budi Setiawan selaku Kades Teluk Kenidai menyampaikan.

Dalam sambungan langsung, Budi Setiawan menyampaikan bahwa tenggelamnya mahasiswa Politeknik Caltex itu bukan dikawasan Objek Wisata Pulau Cinta, tetapi cukup jauh ke hilir agak 500 Meter.

" Lokasi itu sebenarnya juga sudah tidak dibenarkan diadakan aktivitas, bahkan sudah sempat dilarang juga," ucap Budi yang juga di sampaikan Hasan selaku Ketua Pengelola Pulau Cinta.

Dampaknya sering tenggelamnya orang dikawasan Teluk Jering ini, maka sejumlah masyarakat memandang kawasan objek wisata disebut-sebut Objek Wisata Pencabut Nyawa. Kini, diakui warga semenjak ada pemberitaan Objek Wisata Pulau Cinta Disebut Pulau Hantu, kondisi agak lengang dari kunjungan masyarakat.

Kemudian, kawasan objek wisata pulau cinta yang dulu pernah menjadi sorotan karena ada beberapa nyawa melayang, terlihat juga masih banyak kelalaiannya. Diantaranya, pengawas dihari biasa tidak ada.

Kemudian tali pengaman kawasan layak berenang juga sangat minim " Iya kalau hari biasa memang tidak ada pengawas, itu pengawasnya langsung dari pemilik wahana. Dan kalau hari libur atau hari ramai itu ada sampai 6 orang," kata Pengelola Pulau Cinta, Hasan.

Terkait dengan hal ini, tinggi kemungkinan musibah tenggelam akan terus mengancam nyawa pengunjung, sepanjang pengelola belum merubah sistim pengawasan dan keamanan pengunjung --- Pulau Cinta ini tidak seindah namanya.***

Editor : Red

SHARE

Berita Terkait